POLITIK KANTOR ITU NYATA, TAPI BUKAN BERARTI HARUS MAIN KOTOR
Afif Luthfi Avatar

Written by afifluthfi

April 15, 2025

Communication

Politik Kantor

Tiga tahun lalu, saya pernah mengajak makan siang seorang Gen Z yang baru kerja enam bulan. Usianya 24 tahun, gayanya cuek, tapi matanya tampak penuh api. Dia bercerita, “Kak, aku tuh kerja udah sekeras itu, tapi yang naik level malah yang suka ngobrol di pantry.”

Saya tersenyum. “Kamu pikir yang ngobrol di pantry itu cuma buang waktu?”

Dia bengong.

Selamat datang di dunia nyata di mana poitik kantor itu exist!

Politik kantor sering dianggap negatif. Seolah-olah itu tentang menjilat atasan, menusuk dari belakang, atau mencari muka. Tapi seperti halnya pisau dapur, politik bisa dipakai untuk membantu memasak atau melukai—tergantung siapa yang memegangnya dan untuk apa.

Saya ingat seorang mentor pernah bilang,
“Kantor bukan sekadar tempat kerja, tapi juga arena diplomasi.”
Dan diplomasi yang baik bukan tentang drama, tapi tentang membangun jembatan.

GEN Z, kalian punya senjata berharga: kejujuran dan value!

Kita semua pernah muda. Kita pernah jadi idealis. Tapi hidup di lingkungan kerja mengajarkan satu hal penting: bukan siapa yang paling pintar yang paling cepat naik, tapi siapa yang paling bisa membaca arah angin dan tahu kapan bicara, kapan diam.

Itu bukan manipulasi. Itu kecerdasan sosial.

Seorang pemimpin pernah bilang pada saya,
“Saya percaya pada anak muda yang pintar. Tapi saya lebih percaya pada anak muda yang tahu kapan harus menyimak sebelum mengeksekusi.”

Politik yang sehat itu menggunakan pengaruh untuk menumbuhkan!

Saya percaya, Gen Z adalah generasi yang paling transparan. Tapi transparansi saja tidak cukup. Kalian juga perlu ketajaman strategi.
Karena dunia kerja bukan cuma soal hasil. Tapi juga soal cara membawa diri.

  • Politik sehat itu saat kamu bisa support rekan kerja, bukan saingan diam-diam.

  • Politik sehat itu saat kamu tahu cara menyampaikan ide ke bos tanpa mengancam egonya.

  • Politik sehat itu saat kamu menggunakan empati, bukan drama, untuk memengaruhi keputusan.

Yang bertahan bukan yang keras, tapi yang lentur!

Di akhir makan siang itu, anak muda tadi diam sebentar. Lalu dia bilang, “Berarti aku harus belajar jadi peka, ya?”

Saya hanya mengangguk.
Karena kadang, jawaban terbaik tidak perlu dijelaskan panjang lebar—cukup direnungkan.

Untuk kamu, Gen Z yang sedang berjuang di tengah dunia kerja yang kadang tak adil:

Tetap jadi dirimu. Tapi pastikan kamu tahu cara mainnya.
Jangan jadi orang yang keras kepala. Jadilah orang yang bijak tapi tetap bisa meledak kalau perlu—dengan cara yang elegan.

Related Articles

7 Blunder Komunikasi Pejabat RI yang Bikin Publik Mengelus Dada

7 Blunder Komunikasi Pejabat RI yang Bikin Publik Mengelus Dada

Komunikasi Pejabat = Krisis Kepercayaan? Komunikasi publik adalah seni. Sayangnya, beberapa pejabat kita sering kali gagal memainkannya dengan baik. Alih-alih menenangkan, pernyataan mereka justru bikin rakyat mengernyitkan dahi—bahkan marah. Dari yang menyuruh kepala...